Tanpa basa-basi. Langsung saja.

1. A. Cara guru mendukung perilaku positif anak

· Memberikan penguatan bahwa apa yang ditampilkan murid adalah sesuatu yang baik. Guru mengapresiasi perilaku murid secara spesifik hal positif apa yang ditampilkan.

· Membuat kondisi murid merasa aman, nyaman, berharga, dipahami, dan dicintai. Dilakukan dengan membangun hubungan yang akrab dengan murid, sehingga mereka terbuka dan percaya diri.

B. Karakter yang dikembangkan di sekolah

· Empati. Kami yakin, empati menjadi dasar hubungan yang memanusiakan. Baik antarmurid maupun murid dengan guru

· Percaya diri. Percaya diri adalah pangkal kemajuan dan perubahan. Potensi murid tidak berkembang (optimal) bila tidak punya rasa peraya diri.

· Kepemimpinan. Aspek kepemimpinan yang paling ditekankan adalah tanggung jawab. Menjadi orang yang amanah sangat penting di setiap posisi.

· Integritas. Memegang teguh keyakinan sangat penting. Apalagi menghadapi masa depan di mana informasi dan pengaruh dari sela penjuru sangat banyak. Karakter integritas membuat orang tidak tercerabut dari nilai-nilai positif yang diyakininya, dengan tetap mematuhi aturan yang berlaku di lingkungan

· Persisten. Karakter ini menurut kami penting. Tanpa punya daya juang yang tangguh, manusia akan kesulitan bertahan dan mencapai sukses.

C. Cara menerapkan aturan di lingkungan sekolah

· Aturan (kami sebut kesepakatan) disusun secara bersama-sama di awal tahun ajaran.

· Dipastikan semua murid memahami aturan tersebut. Sosialisasi dan pemahaman intensif dilakukan.

· Aturan (kesepatan) tidak kaku. Ada kebijakan sesuai dengan kasus yang terjadi.

· Bila ada pelanggaran, murid distimulasi untuk memahami apa yang dilanggaranya, memahami konsekuensinya, bertanggung jawab atas konsekuensi tersebut, dan membuat rencana agar tidak terulang kesalahan yang sama.

D. Cara menjalankan aturan di kelas

· Pada dasarnya, tiap kelas mempunyai kewenangan mengatur kelas sendiri. Sehingga, suatu kelas bisa jadi mempunyai kesepakatan yang tidak sama dengan kelas yang lain. Namun, kesepakatan yang dibuat dikelas harus sejlan dan mendukung pertauran sekolah.

· Lebih baik baik mempunyai sedikit aturan. Misalnya, aturan (kesepakatan) di kelas hanya satu, yaitu boleh melakukan apa saja asal tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

E. Yang terlibat dalam pembentukan disiplin positif di sekolah adalah semua warga sekolah. Bukan hanya guru dan murid, juga tenaga kependidikan, serta yayasan. Selaian itu, perang orang tua sangat penting. Untuk itu, parenting dan forum kelas rutin diadakan.

F. Yang dilakukan ketika murid melakukan kesalahan

· Mendengar aktif. Meminta murid tersebut menceritakan kejadiannya, alasannya, dan apa yang dia rasakan.

Setelah murid tersebut bercerita, guru menyampaikan apa yang dilihat atau informasi yang didengar, perasaan terhadap hal tersebut, dan harapan terhadap murid yang melakukan kesalahan.

Murid melakukan refleksi.

· Tidak mempermalukan murid di depan teman-temannya atau guru yang yang lain

G. Bila murid melakukan kesalahan terus menerus, maka guru mencari tahu akar masalahnya apa. Banyak yang melakukan kesalahan berulang karena untuk mendapat perhatian.

Informasi yang diperlukan bisa didapat dari secara langsung dari murid yang bersangkutan. Caranya dengan mengobrol secara santai ketika murid tersebut sedang bagus kondisi emosinya. Bukan setelah melaukan kesalahan.

Informasi juga dikorek dari orang tua. Setiap pembagian rapor (per tiga bulan) orang tua setiap murid punya waktu khusus untuk berbicara dengan guru kelasnya. Kalau butuh info lebih cepat, biasanya guru menghubungi orang tua via telepon atau mengundang untuk datang ke sekolah.

Informasi lain yang sangat penting adalah profil psikologis anak. Ini didapatkan dari psikolog.

Ketika semua informasi sudah didapatkan, guru membuat rencana tindakan yang sesuai dengan memahami segala masalah dan kebutuhan murid.